Aku adalah seseorang...
yang belajar menyembunyikan luka
di balik senyum.
Menyulam harapan
dari serpihan kehilangan.
Dalam dunia yang bising,
aku mendengar yang tak diucap.
Merasakan yang tak pernah disampaikan.
Di dalam diriku,
hidup seorang gadis dewasa...
yang tak lagi menangis untuk didengar.
Tapi bersuara...
lantang... dan tegas.
Ia kuat...
bukan karena tak pernah rapuh,
tapi karena tahu caranya merajut dirinya kembali
setiap kali sobek.
Tapi aku juga penanti mentari...
yang merindukan hangatnya pagi,
suara,
cerita...
yang dulu mengisi hari-hariku.
Aku memanggil dalam diam.
Menunggu dalam sepi.
Karena mungkin,
mentari akan kembali...
Dan kadang,
aku adalah jiwa yang nyaris lepas.
Terbang jauh,
menyusuri luka-luka yang tak kunjung pulih.
Tapi selalu...
ada bisikan kecil dalam dada:
“Tunggu sebentar lagi.
Mungkin senyum akan tumbuh kembali.”
Aku menulis bukan agar didengar.
Tapi agar tak tenggelam
dalam sunyi.
Karena aku...
adalah puisi itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar