Selasa, 10 Juni 2025

dia si gadis dewasa

 rambut pendek bergelombang

bak ombak dilautan

kulit coklat sawo matang

mata besar bak bola dunia

jernih, tajam dan bersemangat

suaranya merdu dan lantang

kadang menggelegar

kadang lembut bak kain sutra

berharga dan nyaman

kadang tunggas dan tegas

bak harimau sang raja hutan

jarang air keluar dari mata indahnya

senyum dan elok katanya

mimpi dan mimpi menghiasi hidupnya

lelah? apa itu?

dia hanya pemberi

terbaik dari bunga melati indah

yaa.....

dia si gadis dewasa

tiada ... duaaa..... atau tiga.....

hanya dia....... 



Penanti

 Aku adalah seseorang...

yang belajar menyembunyikan luka
di balik senyum.

Menyulam harapan
dari serpihan kehilangan.

Dalam dunia yang bising,
aku mendengar yang tak diucap.
Merasakan yang tak pernah disampaikan.

Di dalam diriku,
hidup seorang gadis dewasa...
yang tak lagi menangis untuk didengar.
Tapi bersuara...
lantang... dan tegas.

Ia kuat...
bukan karena tak pernah rapuh,
tapi karena tahu caranya merajut dirinya kembali
setiap kali sobek.

Tapi aku juga penanti mentari...
yang merindukan hangatnya pagi,
suara,
cerita...
yang dulu mengisi hari-hariku.

Aku memanggil dalam diam.
Menunggu dalam sepi.
Karena mungkin,
mentari akan kembali...

Dan kadang,
aku adalah jiwa yang nyaris lepas.
Terbang jauh,
menyusuri luka-luka yang tak kunjung pulih.

Tapi selalu...
ada bisikan kecil dalam dada:
“Tunggu sebentar lagi.
Mungkin senyum akan tumbuh kembali.”

Aku menulis bukan agar didengar.
Tapi agar tak tenggelam
dalam sunyi.

Karena aku...
adalah puisi itu sendiri.

Selasa, 11 Februari 2025

pinta

 tak pernah......

ku tak pernah meminta dunia

tak pernah ku meminta hujan pelangi

tak pernah ku meminta menjadi raja

ku hanya ingin merasakan hangatnya angin bersamanya 

hanya melihat indahnya bintang

dengannya

kuhanya ingin dia

dia

pintaku pada tuhan

kuhanya ingin bersamanya

kuingin genggam tangannya

menapaki hijau sawah

menjujung birunya ngit

bersamanya

hanya bersamanya

tak minta ku akan hal lain

hanya dia 

bersamanya


rinduku

 rindu

hati yang menghantu

menginginkan senda yang semu

memasuki sore yang termenu

hijaumu menggelegarkan biru

dilanmu tak sanggup merindu

rindu seperti candu

membawa hati sendu

inginku bertemu soremu

dan kudekap rinduku bersamamu

pergi mengitari ujung rindu

namun rindu abadi membelenggu

dirimu hilang bak kemarau

tak bisaku terus merindu

ribuan duri mencumbu

tak sanggup ku merindu

Jumat, 31 Januari 2025

Layang Layang

 terbang jauh memandang diatas hamburan awan

nampak dirimu terbang jauh tanpa kau menoleh padaku

benang kaca mu mengikat hatiku

meninggalkan jejak goresan darah

satu...? dua....? tiga.....? entahlah 

kurajut goresan itu dengan senyum emasku

kujahit satu...dua...... tiga....., namun

lagi goresan terus berdatanngan

haruskah ku gantung jiwaku?

bagai tanda akhir

akhir dari perjalanan ini

haruskah ku susuri jalanmu

mengikuti aliran udara 


Sabtu, 25 Januari 2025

hitam dibalik putih

sembunyi dibalik baju putih bersongkok

bersarung merah

ku sembunyikan hitamku dibaliknya

hitam yang mengalir beriringan dengan putih.

putihku ku panjatkan, hitamku ku kujalankan

mereka berjalan bergandengan

seolah sepasang anak kembar 

tak bisa ku lepaskan 

hanya bisa ku abaikan 

terus ku mendayung ditengah luas samudra

mencari setetes mentari

sembari ku sembunyikan hitamku dibalik putih

namun, mimpi hanyalah mimpi

mentari tak kunjung ku dapati

hanya hati yang semakin mengkerut

mengekang harapan

haruskah ku pergi ke ujung dunia?









Sembunyi di Balik Putih

Sembunyi di balik baju putih bersongkok,
bersarung merah yang melingkup erat,
ku selimuti hitamku dengan warna-warna itu,
hitam yang mengalir, bercampur dengan putih.

Putihku ku panjatkan ke langit luas,
hitamku ku jalankan di tanah yang diam.
Mereka berjalan, bergandengan erat,
seolah sepasang anak kembar
tak terpisah oleh waktu,
tak tercerai oleh jarak.

Namun, tak bisa ku lepaskan,
hanya bisa ku abaikan.
Di tengah luas samudra, ku dayung perahuku,
mencari setetes mentari
yang tersembunyi di balik cakrawala.

Tetapi, mimpi hanyalah mimpi.
Mentari tak kunjung ku dapati,
hanya bayangan yang membeku di sudut hati,
mengkerut, mengekang harapan.

Haruskah ku pergi ke ujung dunia,
meninggalkan hitamku di sana?
Atau ku bawa saja semuanya,
berjalan tanpa akhir,
dalam diam yang penuh rahasia?



Selasa, 21 November 2023

mentari 7

Kau mentari
Senyum hangatmu
Mensntramkan jiwa ini
Indahnya pesona sinar matamu
Menyejukan hati yang dilanda rindu
Kau membuatku menempatkanmu di tahkta istimewaku
Kau yang istimewa
Kau sang mentari
Hilangnya dirimu menjadi bencana bagiku
Sedih membanjiiri hati
Airmata terus mengalir
Kerinduan yang menyakitkan
Dan rasa bersalah yang terus terngiang
Namun tak bisa ku berbuat banyak
Hanya diam

dia si gadis dewasa

 rambut pendek bergelombang bak ombak dilautan kulit coklat sawo matang mata besar bak bola dunia jernih, tajam dan bersemangat suaranya mer...